dengan jantung berdegup kencang,
sembari mencari sumber cahaya kuambil sebuah martil 2kg. "yeah"
most better. kulihat ada senter di etalase toko. ku ambil dan kucari baterei di lemari toko itu. bingo.!!
"hei..." suara berbisik, membuatku kaget setengah mati.
"siapa disitu..??" sambil kukumpulkan baterei yg terjatuh.
kulihat sebuah bayangan, samar samar wanita. saat baterei tlah terpasang
ku sinari bayangan itu, wanita berkaca mata sambil menodongkan senjata api nya
sebuah "kahr pm40".. "hei.. jangan todongkan pistol itu. aku manusia" ujarku pada wanita itu
"matikan senter itu bodoh..!!" ucapnya memekik dalam berbisik.
sungguh nasib buruk senter yg kunyalakan malah mengundang zombie yg melihatnya.
wanita itu lalu menarikku kedalam ruangan lalu menutup pintunya. sebuah pintu kayu jati dengan kunci baja.
"dasar bodoh.." katanya dengan ketus
"whaaat thee.." balasku but thanks.
"yeah.. whatever.."
"brukk.. dagg.. breegg" suara dobrakan dari sebrang pintu.
"tenang aja, pintu ini kuat buat serbuan badak sekalipun" ujar wanita itu.
"Pras" the name.. kubuka perkenalan. "angie" jawabnya, cewek nonpribumi.perkenalkan
nama; angie
tinggi; 153
berat; 45
hobi; membaca & atlet
pekerjaan; mahasiswi
bagaimana kau selamat ngie..?? tanyaku. berkat mamaku angie menjawab sambil menatap pintu dgn mata yg berkaca kaca.
"bagaimana kita bisa selamat dari semua ini..??"
"aku gk tahu.." jawabku sambil merobohkan badanku di kursi.
"udah nelpon orang luar kamu ngie..??" tanyaku penuh harap tiba2
"gak ada sinyal.tv gk ada siaran, radio juga gak ada.."
"kalo internet..??"
"dibilangin gk ada sinyal.."
ohh sorry. gw emang gk ngerti yg gituan..
"darimana kamu tahu aku ada disini" tanyaku mulai penasaran
"aku nhgeliatin dari atap sejak kamu dari tikungan jalan sana."
"kukira kamu zombie juga, tapi kok zombie gerak geriknya lihai gitu."
"darimana kamu dapat pistol itu.??" sambil menatap ke handgun yg di pegang tangan kirinya.
"ini punya mamaku" jawabnya enteng.
"ok".
"ayo kita ke atap"
23;08 pm wib
tingkat 3 toko bangunan
"semuanya penuh dengan zombie. gk ada jalan keluar. sial..." gumamku setelah diatas atap melihat sekeliling.
"setidaknya kita aman disini, makanan cukup beberapa hari kedepan, air dan listrik menyala." sela angie
"nggak bisa, lihat dibawah tokomu."
mereka sudah mengetahui kita disini. mereka bisa aja menghancurkan pintu itu kapan saja.
sembari kutunjuk kebawah, puluhan zombie berkumpul di depan toko angie.
sebaiknya kita kumpulkan makanan dan senjata lalu kita pergi ketempat yg lebih aman.
ujarku sambil menuruni tangga menuju dapur.
anggi mengumpulkan makanan yg bisa dibawa, sedangkan aku menyusuri seisi rumah, mencari sesuatu
yg bisa dijadikan senjata.
saat tiba di gudang, mataku melihat sebuah katana."ASLI" NIH..!! dan sebuah ketapel berangka besi..
"lumayan deh.. mengingat aku ahlinya ketapel, sering kuberlatih saat dikapal"
"ok" cukup buat kita semua, ujar angie memakai pakaian jogging, sarung tangan, pelindung siku, helm sepeda
dan sebuah pistol dipinggang. lengkap dengan tas besarnya.
"ok" jawabku dengan masih terheran heran.
aku cukup membawa katana, martil dan sebuah ketapel ..
"ok, istirahat malam ini. besok pagi kita kabur dari sini, kulihat ada sebuah gang dibelakang, kurasa hanya sedikit zombie disana."
"Angie...!!! lari kedalam..!!!" teriak sandra yang histeris menyaksikan orang2 aneh mengejarnya dan anaknya
"tapi ma.. " tangis angie ketakutan melihat tubuh ibunya yg dimakan hidup hidup,
"angie.... masuk... ke..dala..m ..kun..ci pi..ntu...nya....."
"braakkk...." pintu tertutup dgn keras
"mamaa......" jerit angie
muka manis angie yg tertidur mulai basah dengan air matanya
"ehmm..."
"apa..??" angie menyeka air matanya
"ehh gk papa". dia pun menuju ke kamarnya.
sembari ku mengambil tas ku "dasar cewek, sok kuat.."
"ok ayo kita pergi.." ujar tiba2 angie bersemangat."
"hee..."
"bagaimana kita bisa selamat dari semua ini..??"
"aku gk tahu.." jawabku sambil merobohkan badanku di kursi.
"udah nelpon orang luar kamu ngie..??" tanyaku penuh harap tiba2
"gak ada sinyal.tv gk ada siaran, radio juga gak ada.."
"kalo internet..??"
"dibilangin gk ada sinyal.."
ohh sorry. gw emang gk ngerti yg gituan..
"darimana kamu tahu aku ada disini" tanyaku mulai penasaran
"aku nhgeliatin dari atap sejak kamu dari tikungan jalan sana."
"kukira kamu zombie juga, tapi kok zombie gerak geriknya lihai gitu."
"darimana kamu dapat pistol itu.??" sambil menatap ke handgun yg di pegang tangan kirinya.
"ini punya mamaku" jawabnya enteng.
"ok".
"ayo kita ke atap"
23;08 pm wib
tingkat 3 toko bangunan
"semuanya penuh dengan zombie. gk ada jalan keluar. sial..." gumamku setelah diatas atap melihat sekeliling.
"setidaknya kita aman disini, makanan cukup beberapa hari kedepan, air dan listrik menyala." sela angie
"nggak bisa, lihat dibawah tokomu."
mereka sudah mengetahui kita disini. mereka bisa aja menghancurkan pintu itu kapan saja.
sembari kutunjuk kebawah, puluhan zombie berkumpul di depan toko angie.
sebaiknya kita kumpulkan makanan dan senjata lalu kita pergi ketempat yg lebih aman.
ujarku sambil menuruni tangga menuju dapur.
anggi mengumpulkan makanan yg bisa dibawa, sedangkan aku menyusuri seisi rumah, mencari sesuatu
yg bisa dijadikan senjata.
saat tiba di gudang, mataku melihat sebuah katana."ASLI" NIH..!! dan sebuah ketapel berangka besi..
"lumayan deh.. mengingat aku ahlinya ketapel, sering kuberlatih saat dikapal"
"ok" cukup buat kita semua, ujar angie memakai pakaian jogging, sarung tangan, pelindung siku, helm sepeda
dan sebuah pistol dipinggang. lengkap dengan tas besarnya.
"ok" jawabku dengan masih terheran heran.
aku cukup membawa katana, martil dan sebuah ketapel ..
"ok, istirahat malam ini. besok pagi kita kabur dari sini, kulihat ada sebuah gang dibelakang, kurasa hanya sedikit zombie disana."
"Angie...!!! lari kedalam..!!!" teriak sandra yang histeris menyaksikan orang2 aneh mengejarnya dan anaknya
"tapi ma.. " tangis angie ketakutan melihat tubuh ibunya yg dimakan hidup hidup,
"angie.... masuk... ke..dala..m ..kun..ci pi..ntu...nya....."
"braakkk...." pintu tertutup dgn keras
"mamaa......" jerit angie
muka manis angie yg tertidur mulai basah dengan air matanya
"ehmm..."
"apa..??" angie menyeka air matanya
"ehh gk papa". dia pun menuju ke kamarnya.
sembari ku mengambil tas ku "dasar cewek, sok kuat.."
"ok ayo kita pergi.." ujar tiba2 angie bersemangat."
"hee..."
Demikian artikel tentang Cerita Zombie Indonesia : Mati Sebagai Pahlawan, atau Hidup Sebagai Pecundang (Part 3) ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Cerita Zombie Indonesia : Mati Sebagai Pahlawan, atau Hidup Sebagai Pecundang (Part 3) ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.